Loyalitas dan Kerja Keras


Saat baru masuk SMA para murid di wajibkan untuk mengikuti salah satu ekstrakurikuleer di sekolah tersebut, saat itu aku bingung mau memilih ekstrkurikuler apa, semuanya teerlihat menarik. Ingin ku masuk semua ekkstrakurikuler di sana namun sekolah membatasi kami untuk memilih 3 ekskul saja. Lalu, dengan banyak berpikir ku memilih yoyo untuk aku iikuti. Namun teman dekatku mengajakku untuk masuk ke paskibra bersamanya,ku hanya bisa mengiyakan dan ku ikut masuk paskibra.
Pada awalnya memang terasa berat dan malas karena itu bukan keinginanku, tetapi setelah ku jalani beberapa bulan aku merasakan mempunyai keluarga baru di Paskibra SMAN 1 Subang (passmansa) , canda, tawa, susah, senang, dan tangispun kita lalui bersama ku mulai nyaman berada di keluarga besar Passmansa.
Hampir satu tahun ku jalani semua kegiatan-kegiatan paskibra dan tibalah seleksi PASKIBRAKA tingkat Kabupaten dimana setiap anggota paskibra menginginkan untuk menjadi anggota PASKIBRAKA. Ada dua tahap seleksi untuk menjadi seorang PASKIBRAKA, pertama seleksi fisik dan PBB dasar, kedua seleksi seni dan pantohir. Namun di sekolahku ada seleksi tingkat sekolah juga, seleksinya tidak jauh seperti yang akan di lakukan oleh penyelenggara tingkat kabupaten.
Setelah aku mendengar berita soal penyeleksian tersebut aku langsung bersmangat untuk mengikutinya, namun di sisi lain aku sedikit pesimis karena aku merasa badanku kurang proporsional untuk lolos menjadi PASKIBRAKA, selain itu sebelum selksi tingkat sekolahpun aku mengalami kecalakaan, bertambahlah kepesimisanku itu. Namun aku tak mau menyerah sebelum mencobanya.
Aku lalui seleksi fisik dan PBB dasar walaupun aku melaluinya dengan rasa sakit di kaki yang belum sembuh benar, namun aku terus berjuang menjalaninya, walaupun dalam seleksi fisik aku tak menjadi yang pertama namun aku tak menjadi yang terakhir pula. Semua seleksi telah aku lewati, tibalah saat diumumkannya hasil dari seleksi tingkat sekolah, dan alhamdulillah aku terpilih mewakili sekolahku untuk mengikuti seleksi tingkat kabupaten, sebenarnya aku tidak menyangka bisa lolos seleksi namun aku berusaha untuk tetap bersikap biasa saja.
Seleksi tingkat kabupaten pun dimulai, semua perwakilan sekolah pun telah tiba di tempat seleksi, terlihat badan-badan yang tinggi dan proporsional di hadapanku, seiring dengan itu aku merasa minder melihat mereka, timbul pertanyaan dalam diri, “apakah aku bisa lolos seleksi dengan saingan beratus-ratus orang yang seperti itu?” aku mencoba untuk menenangkan diri dan melakukan yang terbaik saja. Seleksi pertama pun di mulai dan aku mendapat no urut 4, saat itu aku tak memikirkan macam-macam lagi, yang ada di pikiran ku Cuma melakukan seleksi ini dengan sekuat tenaga sampai badan ini tak sanggup untuk melakukannya lagi. Aku melalui tes fisik tersebut dengan sekuat tenaga sampai mata ini berkunang-kunang dan malah hampir pingsan.
Singkat cerita seleksi pun telah ku laui semuanya dan tibalah saat pengumuman peserta yang lolos untuk menjalani pra-diklat dan pusdiklat untuk mengibarkan sang merah putih di depan para petinggi kabupaten dan di depan rakyat kabupaten subang. Pemanggilan nomor urut oleh juri yang artinya lolos pada seleksi terseliplah nomor urut ku yang di sebbut oleh mereka, saat itu aku merasa senang namun tak bisa ku lampiaskan di depan para penilai tersebut, ku hany mengucapkan “siap” sekencang-kencangnya saat no urut ku di sebut oleh para juri. Setelah aku keluar dari ruangan tersebut pun aku tak bisa melampiaskan kegembiraanku itu karena ada temanku yang tak bisa lolos pada seleksi tersebut, aku hanya bisa mengelus pundaknya dan bilang sabar padanya...
Tahap seleksi telah selesai, kini telah masuk pada tahap pra-diklat (pra pendidikan dan latihan), saat pertama kali aku mengikuti pra-diklat tersebut aku merasa kaget bahkan setelah selesai lari pagi aku langsung pergi ke toilet karena tak kuat menahan muntah, setelah lari pagi di lanjutkan dengan pengenalan materi, mulai dari baris berbaris sampai pengetahuan tentang paskibra dan bendera. Selama 10 kali pra-diklat keadaan selalu bgitu namun aku tak mau mnyerah dengan hal seperti itu, dan pada saat pemilihan pasukan aku terpilih menjadi penggerek bendera. Sungguh tak menyangka perjalananku yang dari awal aku anggap mustahil tetapi setelah aku jalani semuanya ku mendapat hasil yang tak terduga.
Itulah pengalamanku yang sampai saat ini belum menyangka aku bisa melakukan hal seperti itu.
::.::Semuanya tak ada yang mustahil, karena sebenarnya tubuh dan kekuatan yang ada dalam diri kita tak akan bisa di duga oleh pikiran sekalipun. Semua yang kita inginkan bisa kita lakukan dengan kerja keras dan keyakinan pada diri dan tentunya doa pada Tuhan Yang Maha Esa::.::
BERJUANGLAH MENGEJAR CITA-CITA SAMPAI TUBUHMU TAK MAMPU MENOPANG BADANMU SENDIRI

0 komentar:

Posting Komentar

LEARNING SOMETHING TO BECOME SOMEONE...